PENGARUH CAVING REKREASI PADA GUA

Semua pengunjung gua memiliki dampak pada gua itu sendiri dan biologi yang dikandungnya. Kita semua bersalah, saat tertentu, sengaja atau tidak penelusuran kita menyebabkan degradasi terhadap gua tertentu, Sayangnya bahwa dokumentasi mengenai pangaruh dari caving rekreasi terbatas pada pengamatan yang kecil saja, sering kali diperoleh sebagai bagian dari penelitian lain. Stit (1977) telah membuat bagan tingkat pengaruh eksternal maupun internal pada gua, sementara Everson et al. (1987) telah menyurvei pengaruh rekreasional di gua-gua Missouri. Tipe khusus dampak gua belantara dipaparkan oleh Gamble (1981) dan Kiernan (1989). Observasi langsung pengaruh gua pada faunanya oleh Tercafs (1988) untuk Belgia, dan Carlson (1993), Crawford dan Senger (1988) dan McCracken (1989) untuk Amerika Serikat. Area ini sangat membutuhkan riset yang sistematis, menyajikan bagan kerentanan ekosistem gua di bab sebelumnya. Hal ini harus menjadi perhatian, bahwa para ilmuwan gua juga menyebabkan dampak yang berarti terhadap lingkungan gua sebagai salah satu bagian dari kegiatan mereka. Termasuk diantaranya adalah terlalu banyak merusak bentukan, terlalu banyak koleksi biota, penggalian atau meninggalkan bekas penggalian tanpa ditimbun lagi, membuat penanda permanen pada lokasi penelitian atau stasiun survey dengan media yang tidak semestinya (cat, label permanen, flagging tape), dan meninggalkan peralatan monitor didalam gua. Semua ilmuwan telah bersalah dengan melakukan ini semua, besar atau kecil, didalam kegiatannya tersebut. Sekarang hal ini tidak dapat diterima untuk kebanyakan rencana pengelolaan area dan perlindungan alam.

Nilai khas dari gua adalah lingkungan yang memiliki energy-rendah dengan sedikit input energi yang melalui masa kegiatan manusia. Masuknya seorang caver akan merubah regim energi, sekalipun sedikit, dari panas, cahaya dan mungkin dari makanan. Pengaruhnya kecil pada batu itu sendiri kecuali jika jumlah pengunjungnya besar, seperti halnya pada gua wisata. Sumber daya gua sesungguhnya adalah tidak terbaharui, dan dampaknya akumulatif, mungkin sinergis (Stitt 1977) dan tidak dapat diubah, sekaliun jika teknologi dan waktu terbawa untuk meyelesaikan salah satu masalah tertentu. Sebagai contoh, penggalian mulut gua dapat ditutup kembali tetapi telah ada perubahan atmosfir gua dan mungkin hidrologinya yang dapat merugikan atau mematikan fauna gua. Pemadatan sedimen dapat menghasilkan efek sinergi pada gua yang memiliki saluran aliran, sedimen dapat tererosi mengisi kolam-kolam gua yang ada, biota gua dapat tercekik oleh minimnya udara, dan merosotnya tumpukan sedimen pada lorong. Pengaruh dari sepuluh orang dapat lebih dari dua kali pengaruh dari lima orang (Stitt 1977). Saat saya muda, saya salah satu dari lima orang yang memperoleh kesempatan untuk mengunjungi salah satu gua perawan dengan lantai silt yang datar yang kaya dengan material organik kedalam 10 sampai 15 cm. Gua kaya akan fauna invertebrata yang telah dikumpulkan oleh ahli entomologi pada perjalanan ke dua dengan duabelas orang. Setelah perjalanan ke enam sekitar 100 orang telah melihat gua, lantainya sudah memadat, aliran air telah terpusat menjadi parit-parit, dan silt yang porous telah terpadatkan pada area yang luas. Jumlah biota dan kekayaan spesies turun drastis kurang dari satu tahun. Ironisnya gua tersebut sekarang sudah tenggelam di bawah air karena dam suplai irigasi.

Beberapa pengaruh tertentu dari caver rekreasional pada gua adalah:

  1. kotoran karbit dan tanda pada dinding
  2. pemadatan sedimen dan pengaruhnya pada hidrologi dan fauna
  3. erosi pada permukaan batuan (alur ladder dan tali, secara langsung turun oleh lalulintas kaki)
  4. awal sumber energi dari mud pada pakaian dan sisa makanan
  5. awal terjadinya polusi air dari kotoran dan urine
  6. pelebaran mulut gua atau lorong oleh lalulintas atau penggalian
  7. vandalisme gua dan graffiti

Banyak gua yang seringkali dikunjungi dan tidak memiliki suatu bentuk kontrol akses telah mengalami bentuk-bentuk vandalisme. Mulai dari grafiti sampai perusakan speleothem dan pelebaran lorong secara mekanis. Yang menarik, grafiti kuno menjadi suatu warisan – contoh, tanda-tanda abad delapan belas di Gua Baradla dan Mammoth; pahatan dinasti Sung atau Ming terpahat pada Gua Lung Yin Tung, Guilin, China; dan tanda-tanda era Victoria akhir pada speleothem di atas sebalik syphon Gua Murray, Cooleman Plain, Australia. Pelukis grafiti moderen menggunakan kaleng semprot cat pekerjaan mereka lebih tahan lama hanya dapat dihilangkan dengan deterjen atau cairan pelarut.

Ini adalah beberapa cara untuk membatasi dampak pengunjung pada gua wisata dan gua belantara:

  1. pengerasan lingkungan untuk menurunkan dampak, dengan pemasangan track, rute jalan dan tanda
  2. mengurangi permintaan untuk memasuki gua dengan membatasi arus informasi tentang gua dalam media
  3. meningkatkan suplai gua dengan penemuan baru
  4. mengeksport permintaan ke negara lain yang lebih kaya gua
  5. membatasi akses pada gua dengan membuat pintu dan/ atau ijin
  6. mengurangi dampak pengunjung melalui pendidikan dan membuat peraturan dampak minimal

Semua pilihan tersebut, yang paling akhir mungkin sekali dibuat dalam jangka waktu lama, dan harus melibatkan semua pengguna gua yang dapat diidentifikasi. Pengembangan rencana pengelolaan gua individu oleh speleologiwan adalah cara untuk menjamin perilaku yang bertanggungjawab (Glasser dan Barber 1995) dan mengijinkan konsultasi masyarakat dalam proses perencanaan.

Diterjemahkan oleh Sunu Widjanarko dari “Caves” karangan David Gillieson
Bab Pengelolaan Gua
sub Pengaruh Pengunjung dan Infrastruktur di Gua Wisata

Related Posts

Leave a Reply