Gunung Ngimbang Terancam Gurita Tambang
TUBAN – Gunung Ngimbang, sebuah bukit karst menjulang berbentuk empat persegi panjang nampak dari jauh seperti meja persamuan raksasa, bentukan karst positif (ke atas) tersebut menyimpan banyak potensi ilmiah maupun sosial, namun semakin terancam gurita tambang.
Gunung Ngimbang dijadikan juga nama desa dan nama sumber mata air tepat dibawahnya, hingga kini. Keberadaanya berada di wilayah administrasi Kecamatan Palang Tuban paling selatan.
“Dari aspek ilmiah Gunung Ngimbang disusun oleh batu gamping dan berpotensi untuk meresapkan dan menyimpan air,” kata Edy Toyibi menjelaskan saat mendampingi sosialnews dilokasi.
Memang dari pantauan lapangan, di sebelah selatan Gunung Ngimbang tepatnya pada tepian Desa Ngimbang terdapat sumber mata air yang tidak kering pada musim kemarau. Pemanfaatan sumber air tersebut menjadi pasokan utama kebutuhan masyarakat desa.
“Tidak pernah habis mas, walau kemarau,“ ujar Mito (50 th).
“Sumber itu juga untuk kebutuhan bersuci di masjid desa ini yang tak jauh dari mata air,“ tambah Mito.
Dari penelusuran sosialnews saat menyisir jalan setapak menuju puncak, di ujung tebing sebelah barat banyak ditemui ornamen batuan akibat hasil pelarutan air hujan dan gamping, menghiasi tebing-tebing vertikal antara 7 sampai 10 m berupa canopy (flow stone) menggelayut.
Gunung Ngimbang merupakan daerah resapan air hujan, seperti ciri kawasan karst lain di dunia, “Gunung Ngimbang mempunyai luas kawasan resapan sampai 73 Ha, ini yang menyebabkan adanya mata air di bawahnya dari lorong air bawah permukaan yang mucul hasil infiltrasi air melalui porositas, permeabilitas (lobang-lobang intraganuler kecil) sebagai sifat batuan kapur,“ terang Edy.
“Itu teori umum dari geohidrologi karst,“ kata Edy Toyibi pemerhati kawasan karst di Indonesia asal Tuban.
Pada kesempatan lain salah seorang keturunan asli Desa Ngimbang yang tidak mau disebutkan identitasnya mengatakan, “Bagi orang yang pernah merasa terkabul apa yang dinginkanya setelah melakukan tirakatan di puncak Gunung Ngimbang, sering melakukan syukuran dengan memotong hewan ternak di puncak gunung,“ kata pria setengah baya tersebut.
Di ujung sebelah barat puncak Gunung Ngimbang terdapat tempat yang dipercaya sebagai petilasan orang bijak.
“Dari potensi ilmiah dan potensi sosial yang terdapat pada Gunung Ngimbang sepertinya tanda-tanda terancam gurita tambang kapur yang marak di sekitar kawasan tersebut semakin nyata , itu yang saya sangat khawatirkan,“ kata Edy mengakhiri.* (snc-at)
Sumber: sosialnews.com