Menyikapi perkembangan dunia pariwisata, khususnya wisata minat khusus seperti wisata penelusuran gua saat ini di Indonesia, perlu disikapi dengan paradigma berpikir dan perhatian yang juga khusus. Sebuah fenomena menarik ketika gua menjadi objek dan destinasi wisata, dengan tanpa mengesampingkan risiko dan bahaya penelusurannya, ternyata memiliki potensi yang jika dikelola secara tepat dan layak dapat menjadi alternatif destinasi wisata yang menawarkan elemen yang kompleks mulai dari wisata rekreasional, edukasional, dan petualangan.
Ramai sekarang daerah-daerah yang memiliki gua karst kemudian memaksakan diri membuka gua-gua di daerahnya menjadi gua wisata, walaupun secara karakteristik tampilan eksternal dan internal gua-nya sendiri tidak memiliki daya tarik atau terlalu berbahaya jika dijual sebagai objek wisata. Demikian juga pelaku wisatanya, baik pengunjung maupun pemandu yang belum memiliki standard dan kualifikasi yang didukung pengalaman serta keterampilan yang mumpuni dikhawatirkan menjadi bom waktu yang tidak dapat diprediksi kapan meledak dan menelan korban dikarenakan banyaknya faktor hazard yang saling terkait satu sama lainnya.
Kenyataan tersebut melatarbelakangi diperlukannya kelas-kelas khusus yang dapat menjembatani kekosongan informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengembangkan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia terutama pelaku, penggiat, dan pemerhati wisata gua khsusnya dan dunia speleologi pada umumnya.
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB) menggandeng Masyarakat Speleologi Indonesia (ISS) untuk pertama kalinya menyelenggarakan Kelas Tematik Speleologi dengan materi Pariwisata, Pengelolaan wisata, Kepemanduan wisata, dan Aplikasinya dalam Pengelolaan Wisata Minat Khusus Gua pada Sabtu, 27-28 Februari 2016 diikuti oleh sekira 30 peserta yang datang dari berbagai daerah dan latar belakang. Kelas Tematik digelar di Ruang Rapat Rektorat STPB ini bertujuan menyamakan persepsi tentang pariwisata, terutama wisata gua, sekaligus mengembangkan potensi sumberdaya manusia untuk bersiap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang sudah terbuka.
Kelas Tematik dihadiri dan dibuka langsung oleh Dr. Anang Sutono, MM. Par. Direktur STPB. Beliau memberikan arahan bagaimana menyatukan potensi dalam satu harmoni untuk mengembangkan potensi karst dan gua untuk pemanfaatan yang berkelanjutan.
Seperti Kredo STPB yang disampaikan Pak Direktur STPB,”Marching forward to a world class tourism standard”. Semoga kelas tematik speleologi ISS juga bergulir dengan tema-tema beragam untuk menghadapi paradigm baru tata kelola karst dan gua serta potensi ancaman kelestariannya. “ISS juga ingin mempunyai semangat Marching Forward to a world class speleological society” imbuh presiden ISS, Dr. Cahyo Rahmadi. (Alex Atmadikara)
[AFG_gallery id=’3′]