Laporan Hasil Penyelidikan Badan Geologi di Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih Tahun 2017

Siaran Pers Hasil Eksaminasi Publik
Laporan Hasil Penyelidikan Badan Geologi di Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih Tahun 2017
Diselenggarakan oleh Pusat Studi Manajemen Bencana (PSMB) UPN ‘’Veteran’’ Yogyakarta dan Indonesian Speleological Society (ISS)
Yogyakarta, 12 Februari 2024

Rencana penambangan dan pendirian pabrik semen di kawasan CAT Watuputih telah menimbulkan permasalahan di masyarakat dan lingkungan hidup sejak tahun 2012. Sampai saat ini permasalahan tersebut belum terselesaikan. Kegiatan Eksaminasi Publik terhadap Hasil Penyelidikan Badan Geologi di CAT Watuputih merupakan satu rangkaian dari peristiwa Panjang yang terjadi di Pegunungan Kendeng. Berbagai peristiwa penting seperti gugatan Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang hingga putusan Mahkamah Agung melalui putusan nomor 99 PK/TUN/2016 yang memenangkan masyarakat. Namun tidak menghentikan kegiatan ekstraktif tersebut.

Pada tahun 2017, atas perintah Presiden RI, tim penyusun Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) telah mengeluarkan hasil kajian tahap I disertai rekomendasi untuk melakukan penetapan CAT Watuputih sebagai Kawasan lindung agar daya dukung dan daya tampung lingkungan tidak semakin parah akibat penambangan dan operasi pabrik semen. Termasuk melakukan moratorium izin pertambangan. Dan Kembali lagi rekomendasi ini tak kunjung dilaksanakan hingga saat ini.

Hal tersebut ternyata diikuti dengan adanya kajian geologi komprehensif di CAT Watuputih yang dilakukan oleh Badan Geologi pada tahun 2017. Laporan kajian ini sebelumnya tidak pernah dipublikasi baik melalui website Badan Geologi maupun kanal lainnya. Laporan kajian tersebut baru diterima oleh tim eksaminasi sekitar bulan Desember 2023. Hasil kajian tersebut membuka ruang yang menarik untuk dikaji secara mendalam. Oleh karena itu, PSMB UPN ‘Veteran’ Yogyakarta bersama ISS menyelenggarakan Eksaminasi Publik atas Laporan Hasil Penyelidikan Badan Geologi di CAT Watuputih. Narasumber yang terlibat antara lain:

  1. Prof. Dr. Ir. Sari Bagiharti K., M.Sc.
  2. Dr. Eko Teguh Paripurno, M.T.
  3. Dr. Ir. Andang Bachtiar, M.Sc.
  4. Dr. Ir. Amien Widodo, M.Si
  5. Nandra Eko Nugroho, S.T., M.T.
  6. Arif Jauhari, S.Si., M.M.B

Dan difasilitasi oleh Petrasa Wacana, S.T., M.T (ISS). Para narasumber menyampaikan gagasannya untuk menilai laporan hasil kajian dari Badan Geologi.

Prof. Sari Bahagiarti

  • Kawasan Karst CAT Watuputih berbeda dengan kawasan karst yang lain seperti di Gunungsewu, Gombong dan Maros. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan yang dilakukan dalam rangka KLHS di kawasan CAT Watuputih terdapat beberapa gua, ponor dan sungai bawah tanah yang membuktikan ada interaksi antara air meteorik (hujan) dengan batugamping yang membentuk jaringan per-gua-an artinya kawasan ini mengalami proses karstifikasi. Kalau yang dimaksud oleh Badan Geologi eksokarst dan speleothem yang ada tidak ditunjukkan dengan baik, Apakah dasarnya Badan Geologi tidak menganggap ada Eksokarst dan Endokarst?
  • CAT Watuputih itu banyak terdapat gua, menurut sudut pandang kami Gua terbentuk antara interaksi batugamping dengan keberadaan air. Watuputih cukup banyak gua, ponor dan sebagainya. Ornamen yang kita jumpai seperti di Pacitan tidak berkembang.
  • Setuju dengan hasil kajian Badan Geologi bahwa Karst CAT Watuputih, tergolong sebagai stadium karst muda. Badan Geologi berpatok pada bentukan karst dewasa, sehingga Badan Geologi tidak berkesimpulan ada Eksokarst dan Endokarst.
  • Struktur geologi secara umum adalah singklin -Tampungan Air-. Berdasarkan hasil metode tracing sedikit atau sumber air di Sumber Brubulan dan Sumber Semen dikontribusikan dari CAT Watuputih.
  • Kita tetap harus menghargai apa yang sudah dilakukan Badan Geologi, dan data yang ada dapat menjadi pelengkap untuk Kajian KLHS.
  • Berdasarkan Permen ESDM No 17/2012 Kriteria Kawasan Bentang Alam Karst ketika kawasan karst memiliki kriteria memiliki fungsi ilmiah sebagai obyek penelitian dan penyelidikan bagi pengembangan ilmu pengetahuan; memiliki fungsi sebagai daerah imbuhan air tanah yang mampu menjadi media meresapkan air permukaan ke dalam tanah; memiliki fungsi sebagai media penyimpan air tanah secara tetap (permanen) dalam bentuk Akuifer yang keberadaannya mencukupi fungsi hidrologi; memiliki Mata Air Permanen; dan memiliki gua yang membentuk sungai atau jaringan Sungai Bawah Tanah.
  • Perlu diagendakan untuk meminta klarifikasi kepada Badan Geologi atas hasil kajian ini supaya kita mengetahui bagaimana sudut pandang Badan Geologi terhadap KBAK.

Dr. Andang Bachtiar

  • Disclaimer akan memberikan pandangan umum, sebagai Ahli Sedimentologi Stratigrafi, hasil catatannya nanti akan disusulkan secara tertulis.
  • Kebenaran adalah untuk kepentingan banyak orang, nilai kemanfaatan yang lebih besar secara umum untuk masyarakat sehingga kajian ini harus benar-benar memiliki manfaat bagi banyak orang.
  • Sebaiknya kita juga menghadirkan Badan Geologi akan lebih bermanfaat dan lebih tajam analisisnya supaya menjadi seimbang.
  • CAT Watuputih masuk di dalam Formasi Bulu dan Paciran berdasarkan hasil penelitian Badan Geologi. Secara umum daerah CAT Watuputih berada di daerah Sinklin dan berhadapan dengan dua formasi yang genesanya berbeda. Kalau Formasi Bulu mengalami karstifikasi harusnya Formasi Paciran juga mengalami Karstifikasi.
  • Berdasarkan klarifikasi dari hasil penelitian Mas Nandra dari UPN pad tahun 2018, ada perubahan yang dapat dilihat secara langsung, dan ini juga dikonfirmasi oleh mas Print warga masyarakat di sekitar CAT Watuputih bahwa ada perubahan yang dapat dilihat langsung terkait adanya tailing tambang yang masuk ke dalam sumber air Semen dan Sumber Air Sewu ini membuktikan ada keterkaitan antara dampak kupasan lahan/tambang terhadap perubahan debit sumber air.

Dr. Amien Widodo

  • Sama halnya dengan Bapak Andang Bachtiar, baru mempelajari bahan. Nanti akan memberikan catatan.
  • Sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Prof Sari Bahagiarti terkait dengan kawasan karst.
  • Tanah di daerah karst itu sangat penting untuk dikaji, karena Tanah itu ada tumbuhan, jika ada penambagan harusnya ada perlakuan khusus terhadap tanah.
  • Relief menjadi sangat penting di suatu daerah. Air bisa jalan karena ada relief.
  • Kita mengusulkan adanya penambangan, mungkin ini bisa dievaluasi pasca adanya penambangan, perlu dilakukan penelitian pasca 2017 untuk melihat adanya perubahan pada kawasan CAT Watuputih.

Nandra, ST, MT

  • Dari sudut Geologi: terdapat perbedaan yang signifikan dalam dokumen amdal, dokumen KLHS dan Laporan BG. Luasan CAT Watuputih yang semula merujuk pada batas dari formasi paciran oleh BG dibagi menjadi formasi paciran yang luasnya semakin sempit dan sisanya formasi bulu di dalam CAT watuputih sehingga kebanyakan mata air masuk formasi bulu, dari stratigrafi regional di bawah formasi paciran terdapat formasi ledok dan formasi wonocolo. Pada laporan BG, formasi paciran kontak langsung dengan formasi bulu, dari penampang sayatan dikarenakan karena struktur geologi yang berkembang ini yang perlu di konfirmasikan.
  • Temuan sedimen sisa tambang: pada lampiran dokumen amdal terdapat hasil tracing yang membuktikan hubungan antara batugamping yang ada/kawasan CAT Watuputih dengan mata air yang ada, kondisi existing di tapak pada tahun 2018 ditemukan banyak sekali sedimen sisa tambang yang keluar melalui mata air sumber sewu, hal ini diindikasikan adanya bukit yang ditambang dan dari hasil pengukuran juga merujuk KPH perhutani Kebunharjo debit mata airnya semakin berkurang.

ET Paripurno

  • Ada logika stratigrafi yang di tabrakkan dalam kajian yang dilakukan oleh Badan Geologi terutama dalam penarikan batas geologi, pola stratigrafi tidak bekerja, sama dengan pola struktur geologi. Tidak membenarkan pendapat bahwa Morfologi Karst yang atas boleh diambil, dan yang bawah tidak boleh.
  • Perubahan luasan CAT Watuputih dari hasil kajian Badan Geologi dan masing-masing Formasi. Bentuk perubahan semacam ini memberikan peluang untuk permisif terhadap pemanfaatan yang dapat menimbulkan risiko.
  • Perubahan kebijakan dan tata ruang yang dari hasil rekomendasi kajian ini, jika hanya mengikuti maka akan ada risiko. Adanya penurunan kapasitas terhadap fungsi Lahan. Kajian ini tidak dilaksanakan dalam KLHS kita tidak pernah teliti perubahan Tata Ruang.
  • Perguruan Tinggi perlu menegaskan kembali besaran risiko dengan cara membandingkan kecenderungan dan perubahan terhadap pemanfaatan lahan/ruang. Keuntungan harus dikurangi dengan kerugian atas dampak dari aktivitas tambang.
  • Subyek Risetnya bukan hanya tatanan geologinya, tapi bagaimana CAT Watuputih terhadap kesejahteraan masyarakat. Bukan hanya dinilai berapa jumlah batu yang ada tetapi melihat manfaat dari jasa lingkungan yang dihasilkan oleh kawasan karst.

Arif Jauhari, Ssi, MMB

  • Geomorfogi kawasan karst Watuputih secara eksokarst telah terbentuk penciri karst meliputi lapies/karren, bukit-bukit karst yang landai, dolina, ponor dan mata air.
  • Bentukan endokarst dijumpai berupa gua-gua yang lorongnya telah terbentuk speleothem yang bersifat aktif. Perlu juga digaris bawahi adanya bentuk-bentuk bawah tanah berupa epikarst, yang mana ketebalannya perlu untuk dilakukan studi lebih lanjut.
  • Keaktifan speleothem menunjukkan bahwa transmisi air meteorik dari lapies ke epikarst secara kontinu berjalan. Hal ini yang menjadi pengisi pada lapisan jenuh air atau lapisan freatik yang berkembang menjadi sungai bahwah tanah. Sungai bawah tanah ini tidak harus mempunyai debit yang besar, tetapi cukup bersifat kontinu sepanjang tahun, sehingga tersingkap menjadi mataair perenial. Keberadaan mataair dan epikarst merupakan kunci awal dari perlindungan kawasan karst dimana kadang mataairnya bersifat perikarst (diluar kawasan karst).
  • Kajian Perikarst serta pengukuran debit mata air secara kontinu perlu dilakukan di kawasan Karst Watuputih.

Rekomendasi :

  1. Ada perbedaan pijakan dan cara pandang antara Badan Geologi dengan Ahli Geologi Karsti, sehingga perlu ada diklarifikasi kepada badan Geologi.
  2. Perlu ada diskusi akademis yang dapat menghadirkan Tim Badan Geologi untuk mengklarifikasi hasil kajiannya untuk didiskusikan bersama para ahli geologi.

Hormat Kami,
PSMB UPN ‘Veteran’ Yogyakarta dan Indonesian Speleological Society (ISS)

Narahubung:

  • Petrasa Wacana (081227836239)
  • Nandra (082245962454)

Related Posts

Leave a Reply