Pada Sabtu, 19 Februari 2022 Masyarakat Speleologi Indonesia (MSI) menyelenggarakan Speleotalks 11 dengan tema “Peta Jalan Speleologi di Indonesia”. Acara ini dihadiri oleh dua narasumber, yaitu Mas Dr. Cahyo Rahmadi (Presiden MSI Periode 2015 – 2021) dan Mas Petrasa Wacana (Ketua Umum MSI Periode 2021 – 2025) serta dimoderatori oleh Mas Sunu Widjanarko (Pembina MSI). Bertindak sebagai pembawa acara pada sore tadi adalah Mas Rambo (anggota MSI).
Sebagaimana tema yang diangkat, pada Speleotalk 11 ini dua narasumber membahas jejak langkah gerakan speleologi di Indonesia sejak berdirinya MSI sampai dengan situasi terkini. Berbagai dinamika dan tantangan zaman diuraikan oleh kedua narasumber selama lebih kurang satu jam lalu disambung dengan sesi diskusi dan tanya jawab selama lebih kurang satu jam pula. Melalui Speleotalks 11 ini MSI berharap akan terbangun suatu langkah sinergis multipihak yang dapat menyatukan berbagai pandangan mengenai speleologi di Indonesia.
Narasumber pertama, Mas Cahyo (Presiden MSI periode 2015-2021), memulai paparannya dengan menjelaskan ruang lingkup materi yang disajikan olehnya sebelum kemudian menjabarkan berbagai jejak langkah MSI dalam mewadahi kegiatan speleologi di Indonesia. Suatu tinjauan yang olehnya disebut sebagai gerak menuju hulu. Cerita kilas balik yang disampaikannya memberi gambaran umum tentang apa yang telah bergulir sejak 2015.
Karst untuk masyarakat menjadi sorotan pada awal paparannya. Kelestariannya harus dapat dinikmati oleh anak cucu kita. Justifikasi secara ilmiah sebagai dasar perlindungan. Data dan informasi sebagai kunci kegiatan advokasi, konservasi, dll. MSI mendorong terbangunnya pusat informasi gua dan karst Indonesia seperti yang dapat dilihat pada laman caves.or.id yang semakin banyak diakses oleh berbagai pihak. Manfaat kehadiran laman caves.or.id kemudian dapat langsung dirasakan oleh parapihak terutama dalam konteks pengembangan speleologi dan perlindungan karst. Mas Cahyo juga mengatakan bahwa banyak sekali informasi yang tersaji di sana. Berkaitan dengan itu ia menyampaikan terima kasih kepada Mas Imron yang telah mengelola keberlanjutan laman situs tersebut.
Semua bersinergi, begitulah harapan yang diisyaratkan oleh Mas Cahyo. Di sana peran strategis MSI dalam speleologi meliputi semua konteks yang memungkinkan dapat dioptimalkan. Semua tertuang dalam visi misi yang disarikan dari diskusi-diskusi panjang para pegiat dan pemerhati speleologi Indonesia sebelum lahirnya MSI.
Fakta bahwa masyarakat karst banyak yang telah melakukan upaya perlindungan terhadap ruang hidupnya juga disebutkan dalam kaitannya dengan peran MSI dalam upaya mendorong terciptanya pemahaman mereka terhadap lingkungannya semakin utuh. Masyarakat berdiri di baris terdepan untuk melindungi lingkungan karst.
Berbagai media menjadi kanal untuk menyebar-luaskan berbagai ilmu pengetahuan terkait speleologi. Lebih dari sekdara sebatas sisi petualangan saja tetapi hingga menyentuh fungsi-fungsi ekosistem secara utuh. Inilah peran MSI. Masyarakat menjadi lebih mengenal karst yang bukan hanya wilayah perbukitan yang kering tetapi banyak potensi lainnya. Termasuk mengenai pemetaan gua. Keberadaan data dan peta sangat penting sebagai pegangan.
Banyak misteri perguaan yang belum ditelusuri kedalamannya sehingga perlu banyak aktivitas penjelajahan baik dalam wujud ekspedisi atau kegiatan lainnya. Peran SDM yang berkemampuan teknik dan teoretis secara lengkap benar-benar krusial. Mengenai peningkatan kapasitas yang telah dilakukan melalui berbagai wujud kegiatan, antara lain pelatihan, workshop, diskusi, dan seri pertemuan lainnya dengan melibatkan banyak pakar dari dalam dan luar negeri.
Di dalam kancah Internasional pun MSI telah memulai kerja berjejaring hingga, bersama HIKESPI, dicatat sebagai perwakilan Indonesia di UIS. Salah seorang utusan dari IUS, Jean Pierre, pun pernah hadir dalam speleotalk mengenai pariwisata dan proteksi gua yang digelar oleh MSI.
Disampaikan beberapa kegiatan kerja sama dengan KLHK antara lain di Banggai Kepulauan yang dapat menjadi kisah baik mengenai progres perlindungan karst yang telah dilembagakan melalui Perda. Tinjauan juga telah dilakukan di Tasikmalaya dan Ciamis, … Beberapa kertas posisi pernah disusun, misalnya mengenai karst Sukolilo atau Kendeng secara luas, karst Gombong, karst Kaloy, dll. Baik dalam konteks kawasan ekosistem esensial karst maupun kawasan bentang alam karst sama-sama menjadi perhatian MSI.
Pada awal 2020 kita memasuki masa pandemi yang membuat banyak rencana harus tertunda dan ditinjau ulang serta memerlukan modifikasi agar dapat ditindak-lanjuti. Festival Karst Maros, acara menarik dari Sulawesi, menjadi salah satu acara yang terimbas pandemi. Terkait dengan wisata gua, dipaparkan pula oleh Mas Cahyo nilai strategis lingkungan gua dalam isu pariwisata di Indonesia.
Mas Cahyo mengajak kita bersama untuk terus memperkuat barisan dan bersinergi untuk speleologi Indonesia. Ke depan, peran kepengurusan baru sangat diperlukan untuk meneruskan gerakan membumikan speleologi Indonesia.
Kemudian moderator memberi catatan atas apa yang telah dipaparkan oleh narasumber terkait berdirinya MSI berikut visi-misinya dan kegiatan yang telah dilakukan pada periode terdahulu serta apa yang kemudian harus dilakukan oleh orang-orang speleologi di Indonesia sebelum memberi kesempatan narasumber kedua, Mas Petrasa Wacana (Ketua Umum MSI Periode 2021- 2025), mempresentasikan materinya.
Paparannya dimulai dengan sebuah ilustrasi yang menjadi dorongan baginya untuk menempatkan caving tidak hanya sebagai sebuah olah raga petualangan tetapi juga dapat membawa manfaat bagi kehidupan sosial kemasyarakatan. “Mas, di sana ada air atau tidak?” Pertanyaan dari salah seorang warga yang tinggal di sekitar lokasi gua ketika Mas Petra bersiap memasuki salah satu gua. Pertanyaan yang mebuatnya merenung, “Apa yang bisa kita lakukan bagi warga lingkungan karst?” Gerakan komunitas berbagi data. Membicarakan hal tersebut, menurut Mas Petra, berarti juga membicarakan perihal adanya kemungkinan penyalah-gunaan data dan informasi yang dibagikan. Hal tersebut tentu perlu diatasi agar gerakan speleologi semakin terorganisir.
Disampaikan oleh Mas Petra, melalui speleo gathering (2014) tergambarkan peta potensi, isu, dan persoalan yang ada … Nyatanya, MSI hadir tidak serta merta, ada proses dan wacana yang melandasinya. Berbagai potensi, isu, dan persoalan karst maupun speleologi yang ada di Indonesia turut menjadi hal yang mendorong. Data dan informasi sebagai kunci dalam usaha perlindungan karst. Menyamakan persepsi perlu dilakukan. Penyatuan gerakan menjadi kunci pula dalam hal ini. Kesadaran itu juga mendorong MSI untuk hadir.
Pada uraiannya, Mas Petra menunjukkan pula bagan keorganisasian periode sekarang hingga 2025. Terdapat beberapa perubahan terkait bidang kerja jika dibandingkan dengan struktur pengurus pada periode sebelumnya. Masih terdapat peluang bagi anggota MSI untuk turut bergabung dalam kepengurusan. Mandat dari kongres speleologi sudah diturunkan dalam peta jalan yang perlu sama-sama kita wujudkan. Sejak Maret 2021 sampai dengan sekarang terjadi banyak penundaan dan situasi pasif akibat covid.
Enam langkah strategis akan digulirkan. Perbaikan tata kelola organisasi juga hal-hal yang berkaitan dengan pelembagaan keorganisasian; Peningkatan kapasitas di bidang speleology yang akan diwujudkan dalam beragam kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan. MSI dapat memberi rekomendasi yang sejalan dengan kebutuhan dari daerah. Melakukan advokasi tata kelola karst di Indonesia. Ada kemiripan ancaman dari semua kawasan yang tersebar di Indonesia. Upaya perlindungan terhadap semua kawasan karst yang ada dilakukan dengan kolaborasi dan kerja sama lain dengan komunitas-komunitas. Pelembagaan pengelolaan ekosistem karst; Inventarisasi potensi ekosistem karst akan dibantu dengan penggunaan platform digital. Data sebagai basis gerakan advokasi. Menyusun sebuah kertas posisi juga perlu dilakukan sebagaimana sebelumnya juga telah dilakukan MSI di beberapa kawasan. Penelitian, pengembangan dan pengelolaan pengetahuan speleologi.
Mas Petra memberi ilustrasi cerita pendataan partisipatif yang dilakukannya di Wonogiri. Melalui GPS sebagai pintu gerbang, aktivitas inventarisasi bergulir secara partisipatif. Lalu hal yang berkaitan dengan ekspedisi juga akan diupayakan. Di dalamnya meliputi penelitian multidisiplin.
Selesai menjabarkan rencana besar MSI, Mas Petra melanjutkan paparannya dengan beberapa langkah di waktu dekat. Pada tahap awal ini pengurus akan melakukan registrasi ulang bagi seluruh anggota. Melalui langkah ini akan dihasilkan informasi dasar potensi anggota yang diasumsikan akan menjadikan program dapat bergulir dengan lebih lancar.
Mas Sunu menggaris-bawahi perihal amanat kongres speleologi yang diemban oleh pengurus termasuk program strategis yang diusungnya, harapan pengurus agar MSI menjadi legitimator speleologi di Indonesia, serta tentang peran seluruh anggota yang sangat diharapkan untuk mendukung semua program.
Pada sesi diskusi dan tanya jawab, muncul banyak pertanyaan dan tanggapan yang menarik. Di antaranya dari Mas Heri (Pembina MSI) yang memberi ide terkait dengan bidang pariwisata yang menjadi keahliannya. Ia menceritakan bahwa belakangan ini ia banyak melihat pengembangan gua yang dilakukan warga terkait dengan Geopark cenderung pengembangan yang dilakukan secara spontan saja, spontaneous development. Sepertinya tidak memiliki landasan dan arah yang jelas dan layak. Menurutnya, MSI perlu hadir dalam persoalan itu. Ia menegaskan, terutama dalam konteks geopark yang sedang marak. Hal lain yang disampaikan oleh Mas Heri terkait dengan masih parsialnya pelatihan terkait penguatan kapasitas para pelaku usaha wisata gua. Beberapa pihak telah melakukan sertifikasi bagi para pemandu wisata gua. Hal itu memang diperlukan dari sudut pramuwisatanya, tetapi unsur lain dalam pariwisata gua sama sekali belum disentuh sehingga belum utuh. Kecenderungannya masih sebatas teknis, misalnya pengamanan masuk dan keluar gua. Melihat hal tersebut, Mas Heri menganggap perlu adanya perhatian MSI terhadap hal tersebut. Mas Heri juga bercerita mengenai peta jalan pariwisata nasional yang turut ia bidani kelahirannya. Menurutnya, di sana, gua termasuk wilayah spesifik yang mendapat perhatian. Sekaitan dengan hal-hal yang disampaikannya, ia melihat MSI punya potensi untuk dapat turut berkontribusi.
Mas Ichsan Mapala Rimba dan Mas Ardino dari Palawa Unpad menanyakan apakah MSI dapat berkerja sama dengan Mapala dan syarat menjadi anggota MSI. Keduanya ditanggapi oleh Mas Petra. Pada prinsipnya MSI terbuka untuk kerja sama dan mengenai keanggotaan dikatakan bahwa basis keanggotaan MSI adalah komitmen, baik secara individu maupun organisasi.
Penanggap berikutnya Mas Rasyid (Ketua Pengda Jateng) yang secara ringkas menyampaikan laporannya sekelumit tantangan besar di Pengda Jateng dengan banyaknya gempuran industri pertambangan di satu sisi berhadapan dengan banyaknya anggota MSI yang belum optimal diberdayakan serta ditingkatkan kapasitasnya. Selain dari Pengda Jateng, disampaikan pula laporan dari Pengda Jatim oleh Mas Mukti (Ketua Pengda Jatim). Tantangan yang tidak kalah besar juga dihadapi oleh Jatim, antara lain di Trenggalek. Maret aka nada kegiatan bersama, kampanye mengenai kelestarian air. Bersifat kolaboratif, khususnya mengenai air tanah dengan metode partisipatif. Ada soal mengenai RTRW yang masih terganjal di provinsi. Mas Mukti menyebutkan bahwa teman-teman di sana terus menerus mengkampanyekan pentingnya kelestarian karst demi kelangsungan hidup masyarakat yang lebih baik. Mas Mukti berharap banyak teman-teman bisa turut berbagi informasi dan perhatian serta dapat sama-sama saling memberikan dukungan.
Menanggapi pertanyaan dari Mas Fachri tentang langkah-langkah sebelum mengembangkan gua, Mas Petra memberikan tanggapannya. Pertama didata. Kedua perlu dibangun jejaring. Semua punya potensi untuk dikembangkan, tentu dengan syarat-syarat yang wajib diperhatikan. Standarisasi pengelolaan wisata gua. Potensi karst tidak semata-mata wisata, tetapi juga segi lainnya: kelelawar dan biota lainnya, sumber daya airnya, tinggalan arkeologinya, dll. “Mas Sigit dan Mas Iqbal dari kepengurusan akan siap diajak diskusi, konsultasi.”
Kemudian dari Banggai, Pak Fedi Selamat memberikan tanggapannya juga ucapan terima kasih atas dukungan MSI selama ini. Lebih jauh, terkait perlunya peningkatan kapasitas warga dalam kaitan dengan usaha pelestarian dan pemanfaatan karst dikemukakan olehnya. Kemudian ada dari Mas Sobirin di Jateng. Ia menyampaikan ketertarikannya menjadi anggota MSI dan mendukung kegiatan-kegiatan yang digulirkannya. Ia bercerita bahwa baru saja menyelesaikan thesis yang ditulisnya mengenai kolaborasi produksi pengetahuan antara masyarakat lokal dan penggiat speleologi dalam konteks kasus karst Kendeng. Ia juga bercerita bahwa menurutnya penelusur gua dan pegiat speleologi sebagai pelaku cabang petualangan yang paling serius dan berbahaya dari berbagai seginya. Mas Sobirin bertanya apakah MSI sudah memiliki rumusan dasar terkait filsafat ilmu, misalnya, sehingga speleologi dapat lebih ajeg posisinya dalam rumpun keilmuan di Indonesia. Masih banyak lagi hal menarik yang mengemuka dalam diskusi sebelum, dengan mempertimbangkan waktu dan lain sebagainya, moderator menghentikan jalannya pembicaraan lalu diikuti oleh MC yang kemudian menutup acara.
Resume oleh Mirza Ahmad