Valuasi Ekonomi Pegunungan Kendeng

Persawahan di Kendeng (Foto: caves.or.id)
Persawahan di Kendeng (Foto: caves.or.id)

Tahun 2010, ada kejadian banjir 442 kali. Tahun 2011, banjir meningkat 554 kali. Belum ada pabrik semen, dengan populasi yang ada di perkotaan sudah menyebabkan air bersih jarang (langka) hingga mempercepat ekstraksi tanah secara berlebihan (ekstraksi air tanah mengurangi tekanan kolom air tanah, yang berarti air laut dpt mengalir lbh ke daratan = kontaminasi air bersih di sumur-sumur – penerjemah). Tidak terbayang bagaimana kalau ada pabrik semen?!

Bupati dan dulur-dulur harus paham persoalan ini, karena di Indonesia sudah banyak bencana, uang negara tidak cukup untuk memperbaiki setiap kerusakan lingkungan yang terjadi.

Soal penyerapan tenaga kerja yang dijanjikan PT SMS di tiap forum dan dibarengi konferensi pers di tiap media perlu dicocokkan dengan isi dokumen AMDAL. PT SMS membutuhkan sekitar 1.650 orang (untuk tahap konstruksi). Tapi warga harus paham, setelah tahap konstruksi itu beres, tenaga kerja itu tak dibutuhkan lagi. Pabrik semen hanya butuh pekerja operasional sekitar 800 orang tenaga kerja dengan tingkatan pendidikan berjenjang ( S1 = 51 , D3 = 116, SMA SMK = 633 orang. ) Apa warga yang terkena dampak langsung anaknya berpendidikan tinggi seperti yang dibutuhkan pabrik semen?

Pabrik semen tidak memikirkan pengangguran yang akan diakibatkan oleh rencana pembangunan pabrik tersebut karena pertanian sendiri butuh sekitar 143 orang tenaga kerja tiap 1 hektar per musim tanam. Jika 2 musim tanam sekitar 286 orang (jumlah itu untuk setiap bentuk kegiatan mulai dr ngolah lahan, tanam, perawatan, panen, sampai pasca panen) dan belum termasuk musim tanam ke-3 yang membutuhkan tenaga kerja lagi untuk tanam palawija.

Pertanyaannya berapa jumlah tenaga kerja pertanian per hektar, per tahun dikali 2.668 hektar (bakal pabrik semen)? Kenapa pabrik semen tidak mengkalkulasi jumlah tenaga kerja yang akan hilang di bidang pertanian?

Data demografi jumlah penduduk usia produktif di kecamatan Kayen dan Tambakromo 20.277 orang, sementara pabrik semen hanya butuh 600 orang yang kira-kira akan diterima. Jadi tenaga kerja usia produktif yang diserap pabrik hanya sekitar 0.2% (tidak ada seujung kuku dibandingkan tenaga kerja untuk bidang pertanian). Berarti penyerapan tenaga kerja yang digembar-gemborkan perlu dipertanyakan, apa warga masih bisa percaya janji penyerapan tenaga kerja? Pabrik semen tidak membicarakan atau menjelaskan tenaga kerja pertanian yang akan hilang, sama dengan menyesatkan.

Namun setiap kegiatan mulai sosialisasi rencana pabrik, sosialisasi membuat AMDAL, presentasi kerangka acuan AMDAL, dibarengi dengan upaya pengkondisian-pengkondisian dan upaya adu domba agar masyarakat setuju rencana pabrik. Tapi ternyata tidak terlalu berpengaruh, dan terbukti banyak dulur-dulur yang aksi tolak pabrik semen. Dibuktikan dengan dokumen AMDAL dulur-dulur yang menolak sekitar 67%, 20% menerima, 13% tidak menjawab.

Sedulur-sedulur yang menolak rata-rata sudah sadar dan punya kepedulian besar terhadap lingkungan sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, tentang 11 peran masyarakat pasal 70.
Dulur-dulur punya dasar jelas untuk menolak pabrik semen mempertahankan tanah untuk kelangsungan hidup, tanah yang diinjak digarap untuk memenuhi kebutuhan pagi hingga malam akan selalu dipertahankan, sadhumuk bathuk sanyari bumi.

Kemerdekaan RI sejak tahun 1945 terus diperingati tiap tahunnya, tapi apa benar sudah bisa dirasakan seluruh rakyat Indonesia? Mundurnya Belanda, Jepang, yang menguasai SDA ternyata belum bisa dirasakan secara adil bagi masyarakat. Hingga saat ini dominasi asing masih membuat Indonesia kehilangan kedaulatan secara ekonomi dan politik.

Oleh karena itu, ayo sedulur bangkit melindungi Ibu Pertiwi, kerusakan alam harus dihentikan. Warga Kendeng jangan tunduk oleh kepentingan orang-orang serakah yang ingin menguasai Ibu Pertiwi. Jangan takut diancam, jangan takut kehilangan jabatan, dan janga takut tak bisa makan.

Sedulur-sedulur tidak sendiri untuk memperjuangkan kebenaran! Semua yang ada di pegunungan Kendeng, pepohonan, hewan-hewan, bebatuan, sungai, gua, dan semuanya akan bersama-sama menjaga kendeng.
Rawe-rawe rantas malang-malang putung.

Terima kasih.

Ditulis oleh Gunritno
Diterjemahkan oleh Michelle R Yuditha

Disalin dari laman sosbencana.com

Related Posts

Leave a Reply