Bukan di gunung, bukan pula di laut, tapi di relung perut bumi Gua Hatusaka menjadi destinasi pilihan ekspedisi speleologi Mapala UI untuk melakukan upacara dan pengibaran bendera merah putih dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 72. Ekspedisi dengan nama Manusela Speleology Expedition 2017 ini dilaksanakan pada tanggal 26 Juli hingga 3 September 2017 di pedalaman hutan Taman Nasional Manusela, Maluku.
Gua Hatusaka merupakan gua terdalam di Indonesia dengan total kedalaman 388 meter dengan entrance pada ketinggian +- 900 Mdpl. Gua multipitch ini terletak di pedalaman hutan Taman Nasional Manusela, Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Seram, Maluku. Tidak banyak informasi yang tersedia tentang Gua Hatusaka karena hingga saat ini baru ada 3 tim yang telah melakukan penelusuran ke gua ini yaitu Sydney University Speleological Society (SUSS) dan Wessex Caving Club (WCC) pada 1996, Acintyacunyata Speleological Club (ASC) Jogja pada 2011 dan Andrea Benassi beserta tim dari Italia pada 2016. Selain itu, belum ada tim dari Indonesia yang pernah sampai pada dasar Gua Hatusaka.
Penelusuran Gua Hatusaka tak semudah yang diperkirakan. Banyak risiko keselamatan yang mengancam nyawa tim saat melakukan penelusuran. Mulut Gua Hatusaka yang merupakan cerukan ujung Sungai Niatolun akan dialiri air dari sungai ini saat hujan. Tim mulai menuruni Gua Hatusaka pada 9 Agustus 2017 pukul 9 pagi, tak lama setelah tim sampai pada cerukan phantom moraya tiba-tiba hujan deras mengguyur menyebabkan Sungai Niatolun meluap dan mengubah mulut gua menjadi air terjun. Tingginya debit air terjun dari mulut gua menyebabkan tim terjebak dalam cerukan selama 12 jam. Tim bertahan dari dinginnya angin dan air semalaman dengan Memanfaatkan peralatan medis yang ada dan menjaga kesadaran agar terhidar dari hipotermia.
Angin kencang dan hujan deras yang telah dirasakan tim selama 12 jam akibat banjir gua tidak membuat mereka menyerah untuk menyelesaikan misi ekspedisi. Pagi hari setelah hujan reda tim kembali meneruskan penelusuran dan melakukan upacara serta pengibaran bendera merah putih sesuai tujuan ekspedisi. Risiko keselamatan dikarenakan cuaca yang dialami tim dapat diminimalisir dengan persiapan dan perencanaan teknis yang matang.
Selain upacara dan pengibaran bendera merah putih, salah satu target dalam ekspedisi ini adalah penelitian penemuan potensi mulut gua-gua baru di sebaran kawasan Taman Nasional Manusela dengan metode SIG (Sistem Informasi Geografis) dan Penginderaan Jauh yang masih sangat jarang dilakukan oleh penggiat spelelologi Indonesia. Taman Nasional Manusela merupakan kawasan konservasi dengan formasi geologi “Formasi Manusela” yang kaya akan batugamping sehingga memiliki potensi besar dalam kegiatan speleologi. Potensi ini salah satunya berupa banyaknya gua-gua yang belum pernah ditemukan dan dieksplorasi di kawasan Taman Nasional Manusela.
Dalam menemukan potensi mulut-mulut gua baru, hingga saat ini tim telah menentukan 9 titik survey di sebaran Taman Nasional Manusela. Dari 2 titik yang telah disurvey, 8 gua baru telah ditemukan. Survey dan eksplorasi gua-gua baru ini akan terus berlangsung hingga akhir Agustus.
Ekspedisi ini merupakan upaya Mapala UI untuk inventarisasi potensi kekayaan alam Indonesia dan pengimplementasian Tri Dharma Perguruan Tinggi – Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat – dengan mengedepankan cara berpikir ilmiah. Diharapkan ekspedisi ini dapat membawa manfaat untuk pengembangan potensi wisata dan speleologi Indonesia dan memberikan “kado” diulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-72 dengan prestasi anak bangsa.