Text
ANALISIS MASALAH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DAERAH TENTANG KONSERVASI KAWASAN GOA PAWON KARST CITATAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
Karst Citatah memiliki potensi sumberdaya alam hayati dan nirhayati yang tinggi, sehingga wajar jika terdapat banyak kepentingan di kawasan ini. Banyaknya pemangku kepentingan di Karst Citatah ternyata telah menyebabkan terjadinya benturan kepentingan dari aspek ekonomi, sosial, dan ekologi. Hal ini perlu pengelolaan yang bersifat lintas sektoral dengan campur tangan pemerintah melalui kebijakan. Saat ini sudah ada beberapa kebijakan daerah tentang Karst Citatah termasuk Goa Pawon yang merupakan Cagar Budaya yang terkait upaya konservasi, namun implementasi kebijakan-kebijakan tersebut dirasa belum terlaksana secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya aktifitas pertambangan batu kapur di kawasan yang menyebabkan terancamnya perbukitan karst, hilangnya sumber mata air, dan potensi konflik sosial. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang menghambat implementasi kebijakan tersebut. Penelitian ini dilakukan di kawasan Goa Pawon, Desa Gunung Masigit dan Desa Citatah, Karst Citatah, Kabupaten Bandung Barat dari bulan Desember 2010-Januari 2011. Alat yang digunakan adalah peralatan tulis, kamera, panduan wawancara dan kuesioner. Data yang diambil berupa data primer dan sekunder melalui observasi lapang, wawancara mendalam pada stakeholder, kuesioner, dan studi pustaka. Secara umum, data dianalisis secara deskriptif dalam bentuk tabulasi dan data kebijakan dianalisis menggunakan metode analisis isi (content analysis).
Karst Citatah memiliki keunikan yaitu kompleks perbukitan batu gamping tertua di pulau Jawa dimana Goa Pawon merupakan hunian purba yang masih bisa kita saksikan keberadaannya saat ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi masyarakat terhadap kawasan sangat tinggi. Sebagian besar masyarakat Karst Citatah memanfaatkan kawasan untuk pertanian dan pertambangan, dimana pertambangan batu kapur menjadi primadona. Sikap masyarakat terhadap keberadaan pertambangan batu kapur adalah: sebanyak 53,3 % menyatakan setuju; 16,7% tidak setuju; dan 30% tidak berpendapat. Sedangkan tanggapan terkait pentingnya perlindungan kawasan Goa Pawon sebanyak 83,3% mengatakan penting. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa sebenarnya walaupun masyarakat menyatakan penting untuk melindungi lingkungannya namun sebagian besar tetap mendukung keberadaan pertambangan. Kebijakan-kebijakan daerah yang sudah diterapkan dirasa belum terlaksana secara optimal, karena kondisi masyrakat yang belum siap untuk dialihkan ke non-tambang, kurangnya SDM dalam pelaku kebijakan, dana, sarana dan prasarana. Sehingga upaya yang dilakukan stakeholder baru sebatas rencana dan belum banyak kegiatan teknis yang dilakukan.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain