Mapala UI Mendata Puluhan Gua Baru di Pedalaman Pulau Seram

Salah satu penelusuran ke gua yang baru didata oleh tim MSE Mapala UI. (Dok. Tim MSE Mapala UI)

MASOHI—Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indoensia (Mapala UI) mendata puluhan gua baru di hutan kawasan Taman Nasional Manusela, Kabupaten Maluku Tengah. Pendataan gua-gua baru ini merupakan rangkaian kegiatan Manusela Spelelology Expedition (MSE) 2017 yang berlangsung sejak 26 Juli hingga 3 September 2017.

MSE 2017 dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia. Salah satu kegiatannya adalah penelusuran gua dan pengibaran bendera merah putih di Gua Hatu Saka, yang merupakan gua terdalam di Indonesia, dan pencarian serta pendataan gua-gua baru di pedalaman hutan Pulau Seram, Maluku, dengan menggunakan pendekatan geografis.

Gua-gua baru yang didata oleh tim MSE 2017 merupakan gua yang belum pernah ditelusuri oleh tim lain. Selain itu, tidak ada data mengenai gua-gua baru tersebut. Pada ekspedisi ini, tim juga menelusuri dan memetakan bentukan gua untuk melengkapi data.

“Ekspedisi ini merupakan upaya Mapala UI untuk inventarisasi potensi kekayaan alam Indonesia. Diharapkan ekspedisi ini dapat membawa manfaat untuk pengembangan potensi wisata dan speleologi Indonesia dan memberikan “kado” di ulang tahun ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia dengan prestasi anak bangsa,” jelas Ade Luthfi sebagai ketua tim Manusela Spelelology Expedition 2017 Mapala UI.

Taman Nasional Manusela memiliki potensi speleologi yang sangat besar. Hal tersebut yang membuat tim memilih Taman Nasional Manusela sebagai destinasi penelitian yang mencakup pencarian, pemetaan dan eksplorasi gua-gua baru berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Penginderaan Jauh yang masih sangat jarang diterapkan oleh penelusur gua di Indonesia.

Dalam pencarian dan inventarisasi gua-gua baru di kawasan Taman Nasional Manusela, tim telah menentukan 9 titik kawasan yang diperkirakan memiliki banyak gua-gua baru yang belum didata. Titik-titik kawasan ini berada di zona inti Taman Nasional Manusela yang merupakan hutan lebat.

“Hingga saat ini, dari 4 titik kawasan yang telah disurvei dan dieksplorasi, tim telah mendata 30 mulut gua baru dan di antaranya terdapat 6 gua yang telah dipetakan oleh tim Mapala UI,” lanjut mahasiswa Fakultas Teknik tersebut.

Hingga 3 September 2017, tim yang beranggotakan 8 orang Mapala UI ini akan terus melanjutkan survei di titik-titik kawasan lain yang telah ditentukan serta melakukan penelusuran dan pemetaan gua-gua baru yang telah ditemukan.

“Selanjutnya, data penelitian akan dipublikasikan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kemajuan kegiatan spelelologi Indonesia,” ujar Ade.

Pada awal kegiatan, tim MSE 2017 Mapala UI telah berhasil melaksanakan upacara dan pengibaran bendera merah putih di dasar pitch-1 Gua Hatu Saka (-220 meter) yang merupakan gua terdalam di Indonesia dengan total kedalaman vertikal -388 meter.

Taman Nasional Manusela merupakan kawasan konservasi dengan luas hampir meliputi 75 persen Kabupaten Maluku Tengah. Kawasan dengan formasi geologi “Formasi Manusela” ini kaya akan batu gamping, memiliki potensi besar dalam kegiatan speleologi. Potensi ini salah satunya berupa banyaknya gua-gua yang belum pernah didata dan dieksplorasi di kawasan Taman Nasional Manusela.

Tim Manusela Speleology Expedition sedang melakukan pendataan Gua baru di Taman Nasional Manusela, Pulau Seram, Maluku. (Dok. Tim MSE Mapala UI)

 

Salah satu dokumentasi di dalam Gua yang ditelusuri oleh tim Manusela Speleology Expedition. (Dok. Tim MSE Mapala UI)

 

Salah seorang anggota tim sedang turun menggunakan teknik SRT di salah satu bagian gua (Dok. Tim MSE Mapala UI)

 

Related Posts

1 Response

Leave a Reply