Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih adalah Zona Epikarst

CAT Watuputih Zona Epikarst

 

Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih adalah Zona Epikarst dan jaringan sungai bawah permukaan, dalam surat Badan Geologi Nomor 1855/40/BGL/2014 oleh Bapak Surono dijelaskan CAT Watuputih merupakan bentang alam yang tersusun oleh batugamping pejal dan batugamping dolomitan Formasi Paciran yang memiliki karakteristik AKUIFER dengan aliran melalui celahan, rekahan dan saluran. CAT WATUPUTIH MEMILIKI KLASIFIKASI DAN BATASAN YANG SAMA DENGAN AKUIFER KARST.

Menurut Klimchouk (1997) dalam Adji (2013), epikarstic zone atau dikenal juga sebagai subcutaneous zone adalah zone teratas yang tersingkap dari batuan karst pada ketebalan 5 – >50 meter yang memiliki permeabilitas dan porositas karena proses pelebaran celah adalah paling tinggi dibanding lapisan‐lapisan yang lain, sehingga berperan sebagai media penyimpan air yang baik. Zone ini berkontribusi sebagai penyedia aliran andalan bahkan pada periode kekeringan yang panjang. CAT WATUPUTIH Adalah ZONE EPIKARST.

Hasil uji lacak jaringan hidrologi yang dilakukan oleh Tim Penyusun AMDAL PT. Semen Indonesia di Watuputih, MENUNJUKKAN ADANYA KAITAN ANTARA WILAYAH IUP BATUGAMPING DENGAN MATA AIR SUMBER BRUBULAN yang berjarak 4 kilometer di sebelah tenggara (BAB V halaman 74-75 dokumen AMDAL PTSI). Dalam dokumen tersebut dituliskan bahwa larutan perunut yang dituangkan ke dalam titik bor 3 terdeteksi di Sumber Brubulan (100 liter/detik) setelah 3.5 hari (82 jam), dituliskan permeabilitas mencapai 1 kilometer/hari hanya memungkinkan terjadi pada akuifer konduit (saluran) yang hanya ada pada daerah Karst Aktif. Titik Bor 3 juga terhubung deng titik bor 5 yang diperkirakan merupakan satu sistem dengan Sumber Brubulan. Titik bor 3 dan 5 berada di wilayah IUP Batugamping PT Semen Indonesia. Saluran air bawah tanah dengan panjang sedikitnya 4 kilometer dan debit 100 liter/detik telah secara jelas ditunjukkan keberadaannya di CAT WATUPUTIH, Ini telah membuktikan adanya JARINGAN SUNGAI BAWAH PERMUKAAN di area CAT Watuputih.

Hasil pendataan tim JMPPK dan Semarang Caver Assosiation (SCA) menemukan sedikitnya 154 titik mata air, 28 titik mulut goa dan 15 titik ponor (lubang resapan alami) di Watuputih. Sedikitnya terdapat 2 titik mulut goa dan 18 titik ponor yang berada di dalam IUP batugamping PT. Semen Indonesia. KEBERADAAN GUA, PONOR, DAN LUBANG CELAH pada Kawasan karst adalah sebagai media penghubung antara permukaan dan bawah permukaan dalam menyalurkan air ke dalam JARINGAN SUNGAI BAWAH PERMUKAAN.

Dalam perkembangan Ilmu Karst dan Speleologi Goa tidak didefinisikan sebagai Gua Kering dan Gua Basah, INI HANYA MENUNJUKKAN KONDISI GUA, BUKAN UNTUK MENDISKRIPSIKAN SIFAT GUA. Menurut White, 1984, GUA ADALAH RONGGA ATAU RUANG pada batuan yang bertindak SEBAGAI PENYALUR UNTUK ALIRAN AIR antara titik masuk (seperti tempat menghilangnya aliran) dan titik keluaran, seperti misalnya mataair dan rembesan, kemudian berdasarkan David Giliieson, 1996 jenis saluran ini memiliki DIAMETER 5 – 15 MM, atau LEBIH BESAR daripada ukuran itu. Gua bukan hanya sekedar data titik yang menunjukkan ada atau tidak adanya gua di dalam suatu kawasan, Ford dan William, 2007 : Gua adalah rongga hasil pelarutan dengan diameter yang cukup memungkinkan terbentuknya aliran turbulen, diameter saluran yang memungkinkan terbentuknya aliran turbulen adalah 5 – 15 mm.

EMBUNG UNTUK PENAMPUNG AIR BUKAN PENYIMPAN AIR
EMBUNG yang menjadi solusi dalam mengatasi persoalan air dimasa yang akan datang yang ada di dalam dokumen AMDAL tidak bisa diberlakukan pada Kawasan CAT WATUPUTIH atau Kawasan Karst, FUNGSI EMBUNG YANG DIMAKSUD ADALAH UNTUK MENAMPUNG AIR BUKAN UNTUK MENYIMPAN AIR. FUNGSI CAT WATUPUTIH SEBAGAI ZONE EPIKARST penyimpan dan reservoar alami air tidak akan bisa digantikan oleh apapun apabila ditambang. EMBUNG, CELAH DAN RETAKAN yang tersingkap akan mudah terisi air pada saat MUSIM HUJAN, tapi tidak bisa menampung air apabila aliran permukaan (run off) melebihi daya tampungnya, dan air permukaan akan cepat hilang menjadi BANJIR BESAR, tapi TIDAK AKAN BISA MENYIMPAN AIR DI MUSIM KEMARAU. EMBUNG TIDAK DIBUAT DI ZONA KARST YANG DITAMBANG MELAINKAN DI ZONA BAWAH TEMPAT DIMANA SEHARUSNYA AIR TERSIMPAN DIALIRKAN KE MATA AIR.

Related Posts

Leave a Reply