Summary Report Indonesia Speleo Gathering 2014

 

Indonesia Speleo Gathering

Indonesia Speleo Gathering 2014 merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Indonesia Caver Society, sebuah komunitas penggiat speleologi yang terbentuk pada tahun 2004. Kegiatan ini juga melibatkan Latgab Caving Jabodetabeka yang merupakan forum para caver di Jabodetabeka. Inisiatif gathering ini muncul dari adanya kebutuhan pengelolaan potensi kegiatan speleologi yang telah dilakukan oleh berbagai pihak dan pemangku kepentingan di Indonesia. Potensi speleologi ini diyakini memiliki nilai strategis untuk pengelolaan kawasan karst yang lebih baik di Indonesia. Di latarbelakangi kebutuhan tersebut maka Indonesia Speleo Gathering 2014 mengusung tema “dari Speleologi untuk Karst Indonesia”.

Hadir dalam kegiatan ini lebih dari 168 orang partisipan yang berasal dari Jambi, Jawa, Kalimantan Timur, Maluku dan Sulawesi Selatan dengan latar belakang organisasi yang berbeda. Tercatat lebih dari 30 organisasi yang mengirimkan utusannya untuk berpartisipasi dalam kegiatan ISG 2014 ini.

Selain peserta yang aktif selama tiga hari kegiatan, beberapa undangan yang hadir antara lain Bp. Edy Nugroho dari Kementrian Lingkungan Hidup, Bp. Dedy Asriady dari Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dan Bp. AS Chaidir (Ketua DPRD Kabupaten Maros, Sulawesit Selatan). Selain beberapa tamu undangan dan partisipan beberapa pegiat speleologi juga hadir untuk ikut berpartisipasi pada hari Sabtu dan Minggu.

Selama tiga hari kegiatan di Bumi Perkemahan dan Wisata Cibubur tercatat ada 168 orang yang datang untuk berbagi di Indonesia Speleo Gathering 2014. Detail partisipan dapat dilihat pada laman Partisipan.

ISG 2014 dilaksanakan pada 17 – 19 Oktober 2014 di Bumi Perkemahan Cibubur. Proses kegiatan ISG 2014 terdiri dari tiga sesi besar, yaitu 1) Diskusi Tematik yang mengusung tema diskusi persoalan speleologi dan kawasan karst serta pelembagaan kegiatan speleologi di Indonesia; 2) Pemaparan Materi yang berkaitan dengan Advokasi, Konservasi, Jejaring dan Teknik dalam dunia speleologi dan kawasan karst; 3) Coaching Clinic: Aplikasi SIG dalam dunia speleologi, Pemetaan Gua dan Teknik-teknik cave rescue. proses selama tiga hari ini menghasilkan sejumlah catatan persoalan dan kebutuhan speleologi di Indonesia, rekomendasi dan rencana aksi.

Berikut ringkasan proses kegiatan dan hasil dari ISG 2014 :

1. Diskusi Tematik

Diskusi ini untuk mengidentifikasi persoalan-persoalan speleologi dan kawasan karst di Indonesia, dari hasil diskusi ini teridentifikasi berbagai persoalan-persoalan yang ada di kawasan karst.

2. Materi Presentasi
Di bawah ini merupakan bahan-bahan materi yang dipaparkan oleh nara sumber pada kegiatan Indonesia Speleo Gathering di Cibubur 17 – 19 Oktober 2014.

  • Pengelolaan Wisata Gua oleh Alex Atmadikara.
  • Peraturan dan Kebijakan Pariwisata Alam oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat.
  • Speleogenesis in Carbonate Rocks by Jo De Waele dipaparkan oleh Eko Haryono.
  • Biospeleologi Gathering oleh Cahyo Rahmadi.
  • Manajemen Risiko Penelusuran Gua oleh Fredy Chandra.
  • Bentang Alam Karst oleh A.B. Rodialfalah.
  • Valuasi Ekonomi Kawasan Karst di Desa Candirenggo, Kecamatan Ayah, Karst Gombong oleh Rasyid Wisnuaji.
  • Membangun Jaringan Data dan Informasi – CAVES-ID oleh Imron Fauzi.
  • Cave Diving di Indonesia: Peluang dan Tantangan oleh Juswono Budisetiawan.
  • Fotografi Gua oleh Akhmad Zona.
  • Software Pemetaan Gua oleh Sunu Widjanarko.
  • Kontribusi Penelusur Gua Untuk Ilmu Pengetahuan dan Pengelolaan Karst oleh Yayuk R. Suhardjono.
  • Gambar Cadas Nusantara oleh Pindi Setiawan.
  • Panduan Compass oleh Sunu Widjanarko dan Irfananto.
  • Pengelolaan Potensi Geologi Kawasan Karst oleh Eko Teguh Paripurno.

Bisa diunduh di laman Materi.

3. Coaching Clinic

  • Pengolahan data peta gua menggunakan aplikasi Compass
  • Penggambaran peta gua menggunakan Inkscape
  • Memasukkan data sebaran gua (point) menggunakan plugin DTL pada QGIS
  • Cave Rescue

 

4. Kesimpulan

Temuan persoalan dan kebutuhan:

  1. Meningkatnya ancaman industri ekstraktif terhadap kawasan karst;
  2. Adanya persoalan-persoalan ekonomi politik dan kepentingan di kawasan karst;
  3. Kegiatan speleologi di Indonesia masih bersifat parsial, belum ada wadah yang menghimpun gerakan speleologi di Indonesia;
  4. Data dan informasi potensi kawasan karst di Indonesia belum terintegrasi dan terkelola dangan baik;
  5. Belum adanya wadah jejaring advokasi speleologi di Indonesia;
  6. Speleologi masih berorientasi pada “caving minded”, belum terintegrasi sebagai ilmu pengetahuan, kepetualangan, pendidikan, dan menjawab kebutuhan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan karst;
  7. Pengetahuan speleologi dan pengelolaan kawasan karst di Indonesia belum terkelola dengan baik.

 

5. Rekomendasi ISG 2014
(tawaran bagi kita: apakah kita perlu melakukan kongres speleologi atau mewadahi gerakan spleleologi atau yang lainnya.)

  1. Perlu membangun jejaring advokasi, edukasi speleologi dan karst di Indonesia;
  2. Mengembangkan knowledge management speleologi dan pengembangan karst di Indonesia;
  3. Perlu adanya rumusan bersama tentang bagaimana melembagakan kegiatan speleologi di Indonesia.
  4. Penentuan lokasi untuk kegiatan ISG berikutnya yakni Kalimantan Timur atau Sulawesi Selatan

Related Posts

3 Responses
  1. DJOEMADI S RAMA

    Selamat dan sukses terlaksananya ISG,,,

    sayang sekali pada kesempatan itu belum dapat bergabung smg Allah SWT kasih panjang umur dan sehat shg pada kongres ke 2 Tahun 2015 dapat bergabung,,,

Leave a Reply to CavesID Cancel Reply