Memperkuat Kontribusi Speleologi untuk Karst Indonesia

Baju ala pilot dengan menenteng helm dan diiringi bunyi gemerincing karabiner yang beradu dengan ascender dan descender ditambah lumpur yang menempel seakan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri untuk para penelusur gua. Kita yang berkecimpung keluar masuk lorong sempit, berair, berlumpur dan bergantung di seutas tali seakan sesosok pahlawan yang keluar dari kegelapan.

Sebagian kita sangat senang disebut caver karena termasuk orang yang berkegiatan dengan petualangan yang unik. Terkadang berpikir buat apa semua itu, basah, lelah, berbau dan terkadang sangat dekat dengan maut. Kepuasan, mungkin itu jawaban yang bisa saya ungkapkan, namun sependek itukah? Kita beraktifitas hanya memikirkan kepuasan kita pribadi, hanya memenuhi ego adrenalin yang meledak-ledak.

Keluar dari gua sudah selesai, apa yang menjadi ego kita sudah terpenuhi. Pertanyaan berikutnya, mau sampai kapan kita egois keluar masuk gua untuk memenuhi hasrat birahi petualangan kita?

Kemudian kita tersadar, di tanah Rembang, Pati, Wonogiri, Gombong (Jawa Tengah), Sarolangun (Jambi) dan daerah-daerah lain masyarakat mulai gelisah. Tanah yang mereka garap turun temurun terusik oleh rencana pembangunan pabrik semen. Sumber air yang mengairi sawah-sawah mereka dikhawatirkan akan terdampak. Sungai bawah tanah yang mengalir tak pernah seorang pun tahu dari mana asal dan ujungnya.

Mata air yang muncul di kaki tebing tak pernah diketahui dari mana asal usulnya. Tiba-tiba, di perbukitan di atasnya direncanakan untuk ditambang, siapa yang bisa membantu masyarakat? Kita penelusur gua sebelumnya selalu dibekali pengetahuan bagaimana membuat pemetaan gua, memberi tanda di GPS dimana posisi koordinat mulut gua. Kita tidak tersadar, kegiatan yang biasa-biasa itu ternyata dapat membantu masyarakat. Ya, kita para caver atau lebih jauh speleolog yang keluar masuk gua dapat membantu masyarakat dan pemerintah.

Dengan sebaran mulut gua, kita dapat mengetahui dimana saja gua berada dan jika peta gua tersedia, dapat tergambar dimana dan kemana arah lari lorong gua yang terkadang ada sungai di dalamnya. Inilah yang menjadi penting ketika bersama teman-teman di Indonesian Caver Society kita menggagas perlunya sinergi antara penelusur gua. Laporan-laporan ekspedisi dimanapun berada akan semakin bermanfaat jika bisa ditampilkan dalam satu lembaran informasi. Dari sinilah CavesID dengan website www.caves.or.id berawal.

Meskipun dengan jumlah yang masih sangat minim, namun perlahan kita bergulir seperti efek bola salju, menggelundung kemana arah membawa kebaikan dan manfaat. Dari sinilah kita semakin optimis bahwa jaringan untuk bersinergi itu sangat penting dan tentu akan bermanfaat untuk karst Indonesia.

Dengan memberanikan diri dan dengan modal kebaikan untuk karst Indonesia, kita mencoba memikirkan untuk membuat kegiatan untuk bertatap muka antar pegiat penelusur gua dan pemerhati karst. Dari situlah Indonesia Speleo Gathering 2014 memberanikan diri untuk diselenggarakan. Hanya bermodal niat baik kita ingin speleologi di Indonesia semakin kuat dan semakin memberi manfaat untuk karst Indonesia.

Sudah saatnya kini, kita bergandengan dalam simpul untuk bersinergi dan memberi manfaat untuk kelestarian karst Indonesia. Dengan Indonesia Speleo Gathering 2014, para penelusur gua, speleolog dan ilmuwan karst dan gua dapat duduk bersama membantu memberi solusi atas permasalahan karst Indonesia yang semakin hari semakin pelik. …. dari speleologi untuk karst Indonesia…., semoga itu yang selalu kita dengungkan bersama.

Cibinong, 7 Oktober 2014

Cahyo Rahmadi
www.caves.or.id

Related Posts

Leave a Reply